Menggali Filosofi ‘Pattola Palallo’ dan ‘Sompung Lolo’ sebagai Kompas Kepemimpinan Sulawesi Selatan

Berita, Maros51 Dilihat
banner 468x60

Corong Informasinews MAROS – 20 Desember 2025. Kepemimpinan dalam budaya Sulawesi Selatan bukan sekedar pergantian jabatan atau peristiwa politik sesaat. Hal tersebut ditegaskan oleh Badaruddin, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Lembaga Badik Celebes Indonesia DPC Maros, dalam ulasannya mengenai dua konsep kearifan lokal yang fundamental: Pattola Palallo dan Sompung Lolo.

​Menurut Badaruddin, kepemimpinan adalah proses panjang yang harus dirawat oleh nilai, ditopang oleh etika, dan disambungkan oleh kesadaran kolektif lintas generasi.

banner 336x280

​Estafet yang Melampaui

​Konsep pertama, Pattola Palallo, diambil dari bahasa Makassar yang berarti “pelanjut yang melampaui”. Badaruddin menjelaskan bahwa seorang pemimpin tidak cukup hanya hadir menggantikan posisi pendahulunya.

​”Pattola dimaknai sebagai pelanjut, sementara palallo menunjuk pada gerak melampaui batas yang telah ditempuh sebelumnya,” ungkap Badaruddin. Dalam konteks ini, pemimpin baru diharapkan mampu menyempurnakan dan membawa nilai-nilai leluhur ke medan zaman yang baru. Kepemimpinan dipandang sebagai pembaruan yang berakar, bukan pengulangan semata.

​Ikatan Persaudaraan ‘Tali Pusat’

​Namun, estafet kepemimpinan tidak akan kokoh bila hanya bertumpu pada peran individu. Ia membutuhkan ikatan yang menjaga kebersamaan. Di sinilah konsep Sompung Lolo berperan penting. Diambil dari bahasa Bugis yang berarti “menyambung tali pusat”, istilah ini melambangkan persaudaraan hakiki yang melampaui hubungan biologis.

​Ketua Badik Celebes Maros ini menekankan bahwa perbedaan pandangan dalam kehidupan bersama adalah keniscayaan, namun tidak boleh menjadi alasan untuk memutus tali kebersamaan. Nilai-nilai universal seperti siri’ na pacce (harga diri dan empati), sipakatau (saling memanusiakan), sipakaingak (saling mengingatkan), sipakalabbirik (saling memuliakan), dan sikatutui (saling menjaga) harus tetap menjadi perekat utama.

​Pesan untuk Masa Depan

​Relevansi kearifan lokal ini dianggap masih sangat kuat di tengah dinamika perubahan sosial yang cepat. Hal ini menjadi pengingat bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya soal siapa yang berada di depan, tetapi bagaimana nilai diwariskan dan hubungan tetap dirawat.

​”Masa depan tidak dibangun oleh individu yang berjalan sendiri, melainkan oleh generasi yang saling menyambung dalam nilai, dalam tanggung jawab, dan dalam persaudaraan,” pungkasnya.

​Melalui perpaduan Pattola Palallo dan Sompung Lolo, Sulawesi Selatan menawarkan model kepemimpinan yang harmonis: berani melangkah maju untuk melampaui pencapaian lama, namun tetap teguh menjaga ikatan persaudaraan agar tak ada yang tertinggal di belakang.

– Redaksi

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *