Skandal Lapas Kelas I Makassar Terkuak Penggunaan HP Dan Transaksi Online Pada Bisnis Terselubung Yang Merugikan Pelaku Usaha Senilai 82 Juta

Berita, Kegiatan, Makassar208 Dilihat
banner 468x60

Makassar, Sulawesi Selatan – Coronginformasinews/Seorang pengusaha ayam crispy, Ibu Saliah, mengalami kerugian hingga lebih dari 82 juta rupiah akibat kerjasama usaha warung makannya di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Makassar. Kerugian tersebut diderita setelah menjalankan usaha selama tiga bulan, dari Juni hingga September 2024.

Kerjasama ini bermula dari ajakan Andi Armansyah Akbar, seorang pegawai Lapas bagian portir, pada Juni 2024. Dari awal saya yang menyediakan seluruh modal usaha untuk mengelola warung tersebut dibantu suaminya. Ucap Saliah, saat melakukan konfrensi pers di warkop M29 (17/4/25).

banner 336x280

Saya mengira pelanggannya hanya para pegawai Lapas, namun terungkap bahwa sebagian besar transaksi berasal dari warga binaan Lapas. Itu terbukti dari pembayaran dilakukan melalui transfer langsung ke rekening Lola, pacar Andi Armansyah Akbar, yang bertindak sebagai admin.

Andi Armansyah Akbar meyakinkan saya bahwa kerjasama tersebut legal, bahkan mengklaim bahwa Kalapas sendiri juga menjalankan usaha serupa di dalam Lapas dan usaha saya berada di bawah naungan sebuah koperasi di dalam Lapas. jelas ibu saliah.

“saya dan suami sudah bekerja keras memenuhi pesanan yang datang secara berkala, bahkan sampai harus menginap di warung. Ironisnya, selama tiga bulan beroperasi, saya sama sekali tidak menerima bagi hasil. Ungkap Saliah.

Setelah saya menyadari adanya dugaan penipuan, saya berupaya meminta pertanggungjawaban kepada Andi Armansyah Akbar dan pihak Lapas, namun hanya diminta membuat perincian kerugian tanpa akses komunikasi langsung dengan pimpinan Lapas. Sampai saat ini saya belum mendapatkan kejelasan tentang pengembalian kerugian yang saya alami. Jelasnya

saya memiliki bukti transaksi berupa rekening koran yang menunjukkan transfer pembayaran dari beberapa warga binaan, termasuk Hamri Hayya, Irwansyah, dan Amiruddin, saya juga memiliki bukti percakapan digital yang menunjukkan permintaan perincian pembayaran yang diabaikan.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan serius tentang pengawasan dan prosedur operasional di Lapas Kelas 1 Makassar, serta dugaan keterlibatan oknum pegawai dalam kegiatan yang merugikan warga sipil.

Ibu Saliah berharap pihak Lapas Kelas 1 Makassar segera menyelidiki kasus ini dan memberikan keadilan baginya. Pihak kepolisian juga diharapkan untuk turut serta dalam proses penyelidikan.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *